"Peran kelompok Islam di Cina kembali terkuak dengan adanya reformasi di Cina. Kebijakan reformasi Deng Xiaoping berhasil memunculkan Cina sebagai negara yang maju dan menandingi Amerika Serikat sebagai negara adi kuasa. Dalam memperluas pengaruhnya di dunia internasional, Pemerintah Cina juga membutuhkan kelompok Islam di dalam negeri guna memperkuat diplomasi kepada negara-negara Islam di dunia. Etnis Muslim Hui (atau Etnis Hui), yang sebenarnya telah berperan sejak dulu dalam politik di Cina kembali mendapatkan perannya, sebagai bagian integral dari masyarakat Cina.
Etnis Hui adalah salah satu etnis minoritas di Cina. Bersama dengan Etnis Uighur mereka adalah dua etnis minoritas terbesar yang kedua-duanya juga beragama Islam. Pada setiap sensus yang diadakan, Etnis Hui selalu berjumlah sekitar 10 juta jiwa. Hal ini sangat berbeda dengan pendapat Etnis Hui yang mengatakan jumlahnya bisa jauh lebih banyak. Secara tidak resmi, kelompok Muslim mengatakan bahwa ada sekitar 65-100 juta Muslim di Cina, yang mayoritas adalah Etnis Hui dan Etnis Uighur. Jumlah ini mencapai 7,5% dari keseluruhan penduduk Cina. Berbeda dengan Etnis Uighur yang penuh dengan masalah pemberontakan dan disintegrasi, Etnis Hui tidak melakukan pemberontakan dan terkesan nyaman dengan identitas kenegaraan dan nasionalisme Cina.
Buku ini menjelaskan tentang integrasi Etnis Hui yang telah berlangsung lebih dari 13 abad dan ketokohan Etnis Hui yang diakui secara nasional dan dalam sejarah Cina. Buku ini juga menjelaskan pentingnya kebijakan pemerintah dalam bidang bahasa, budaya, pemberian otonomi daerah dan kebijakan ekonomi khusus untuk menunjang pembangunan dan memperkuat semangat integrasi Etnis Hui dalam kerangka nasionalisme Cina.
"
Jumlah Halaman | X+90 |
Penulis | Hikmatul Akbar S.IP., M.Si,, Ratnawati, S.Sos., M.Si. |
ISBN | 978-979-756-937-2 |
Tahun Terbit | 2013 |
Penerbit | Graha Ilmu |
Stok Buku | 1 / 1 |